Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DISKUSI KOLABORASI TENTANG SISTEMATIKA DAN PROBLEMATIKA PERADILAN ANAK

 


Pada hari Jum'at, 27 Oktober 2023, pukul 13.00, ruangteater FSH menjadi saksi dari sebuah peristiwa intelektual yang sangat pentingMahasiswa dari himpunan mahasiswa jurusanilmu hukum berkolaborasi untuk mengadakan forum kajianhukum dengan topik yang memikatyaitu "SISTEMATIKA DAN PROBLEMATIKA PERADILAN ANAK". Diskusi initidak hanya sekadar pertukaran pandangantetapi juga merupakan wadah bagi pemikiran-pemikiran inovatif untukmemahami dan memecahkan masalah kompleks di dalam sistemhukum yang berkaitan dengan anak-anak.

Moderator saudari Innayah Rahayu memimpin diskusidengan penuh kewibawaansementara saudara Ananda Alfikromemainkan peran penting sebagai pemantik diskusimembawapandangan yang segar dan analisis mendalam mengenaipermasalahan ini.

Konsep Hukum Pidana Anak, yang meliputi seluruhperaturan yang berhubungan dengan tindak pidana yang melibatkan anakmenjadi pusat dari diskusi ini. Ananda Alfikrodengan tajam menegaskan bahwa perhatian utama adalah pada individu yang melakukan tindak pidanabukan pada merekayang menjadi korban dari peristiwa tersebut. Ini adalahpandangan yang sangat penting untuk memastikan bahwahukuman yang diberikan kepada anak-anak mempertimbangkankonteks dan potensi rehabilitasi.

Dalam aspek subjektifdipertegas bahwa anak harus dapatbertanggung jawab atas tindakan mereka. Ketika anakmelakukan tindak pidanatidak ada ruang bagi alasan pemaafNamunpenting juga untuk diingat bahwa hukuman yang diberikan haruslah proporsional dan tidak melebihi 1/3 daripidana pokok yang diancamkan. Selain ituada beragam opsiuntuk menangani kasus-kasus inimulai dari penempatan anakdi lembaga pemasyarakatan atau panti sosial hingga rehabilitasidan pengembalian kepada orang tua untuk mendapatkanpendidikan yang layak.

Unsur objektif juga menjadi fokus dalam diskusi ini. Tindakan yang menjadi objek peradilan anak harus melanggarhukumdilarang oleh undang-undang, dan tidak ada alasanpembenar yang dapat menghapuskan sifat pidana dari perbuatantersebutDiskusi ini mendorong refleksi mendalam tentangbagaimana sistem peradilan dapat memastikan bahwa setiapkasus anak yang masuk ke dalam proses hukum memenuhistandar-standar ini.

 

Mikyal menambahkan dimensi penting lainnya terkaitdengan pengkhususan dalam peradilan pidana anakyaitupembatasan umurPemisahan antara anak-anak berusia 12-14 tahun yang tidak dapat ditahan dengan mereka yang berusia 15-18 tahun yang dapat ditahan merupakan hal yang kritis. Ini menunjukkan kebijaksanaan hukum untuk memahami bahwapengalaman dan kesiapan anak-anak dalam menghadapi sistemperadilan dapat berbeda berdasarkan usia mereka.

Fikro memberikan tambahan tentang perlunya pendekatankhusus dalam menangani kasus pidana anakPejabat khususpembimbing masyarakat, dan suasana pemeriksaan dan persidangan harus menciptakan lingkungan yang memastikankeamanan dan kenyamanan anak-anak. Ini adalah langkahpenting untuk meminimalkan potensi dampak psikologis yang dapat terjadi jika proses ini dilakukan secara terbuka.

Diskusi ini tidak hanya memberikan wawasan mendalamtentang sistem peradilan anaktetapi juga menjadi panggungbagi mahasiswa untuk menggali solusi dan inovasi dalammenanggapi masalah yang terkait dengan anak-anak di dalamkonteks hukumDengan semangat kolaborasi yang kuat, forum ini telah menjadi tonggak penting dalam upaya untukmemahamimeningkatkan, dan memperbaiki sistem peradilananak di masa depan.

 

Posting Komentar untuk "DISKUSI KOLABORASI TENTANG SISTEMATIKA DAN PROBLEMATIKA PERADILAN ANAK"